SURABAYA (Tribratanews.jatim.polri.go.id) – Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko membenarkan ada laporan ke SPKT Polda Jatim terkait video viral Prokes. Laporan kerumunan itu masih didalami.
“Memang ada laporan Prokes dan laporan ke SPKT Polda Jatim ini masih didalami,” kata Kombes Gatot-sapaan akrabnya, Senin (24/5/2021).
Untuk diketahui, Aktivis 98, Senin (24/5/2021) pagi, mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jawa Timur (Jatim). Kedatangan aktivis itu untuk melaporkan pelanggaran Protokol Kesehatan (Prokes) saat perayaan ulang tahun Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada Rabu (19//2021) di rumah dinas Gubernur Jatim.
Aktivis 98 yang tergabung dalam “Arek 98 Suroboyo Tangi” ini tidak hanya melaporkan tentang pelanggaran Prokes, namun juga melaporkan dugaan adanya gratifikasi penyelenggaraan perayaan ulang tahun Gubernur Jatim.
“Selain melaporkan Gubernur Jatim, kami juga melaporkan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan Plh Sekretaris Daerah (Sekdaprov) Provinsi Jatim Heru Tjahjono,” kata Roni Agustinus, Aktivis 98 kepada awak media, Senin (24/5/2021) pagi.
“Gubernur Jatim tidak seharusnya merayakan ulang tahun, apalagi dia adalah pejabat publik. Terlebih lagi, saat ini masih di massa pandemi Covid-19,” ujarnya.
Roni juga menyanyangkan dan menyesalkan statment klarifikasi Khofifah Indar Parawansa, yang mengatakan bahwa berita soal perayaan ulang tahun dirinya yang terlihat berkerumun tidak faktual dan tidak obyektif.
“Meski sudah meminta maaf pun tidak menghilangkan proses hokum. Sehingga proses hukum harus tetap ditegakkan. Sama seperti masyarakat yang lain ketika melakukan kegiatan juga dibubarkan dan di proses hukum,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa melakukan klarifikasi terkait video viral. Klarifikasi ini pada Sabtu (22/5/2021).
Berikut bunyi klarifikasi itu: Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
“Saya mohon maaf yang sebesar- besarnya jika ada yang telah membaca berita atau video viral dengan bunyi pesta ulang tahun khofifah ada kerumunan atau serupa”.
Penjelasan dibawah ini semoga dapat memberikan info yang terlanjur terdistorsi (Pemutarbalikan fakta):
- Bahwa syukuran tanggal 19 Mei semua persiapan tanpa sepengetahuan apalagi persetujuan saya. Berita yang muncul cenderung tidak faktual dan tidak obyektif.
- Tidak ada lagu ulang tahun…tidak ada ucapan ulang tahun, tidak ada bersalam atau berjejer….juga tidak ada potong kue tart ultah.
- Ada santunan Yatim dan Sholawat Nabi seperti kegiatan lainnya. 10 anak yatim dan 2 orang tim sholawat dengan 6 orang rebana. Selesei acara mereka makan terus pulang.
- Ada penyerahan buku penanganan covid karya Dr Suko Widodo (UNAIR).
- Yang hadir Wagub (tanpa istri), saya tanpa putera, sekda dan beberapa OPD semua tanpa pendamping sebanyak 31 orang.
- Ada band yang biasa dipakai latihan OPD.
- Ada Katon Bagaskara karena tanggal 18 sedang ada giat di Surabaya. Katon juga kawannya pak Sekda.
- Perihal catering yang katanya nomer satu itu adalah Sono Kembang yang biasa menjadi langganan Grahadi setiap ada tamu.
- Tempat di halaman luar rumdin kapasitas normal bisa 1000 orang..jika ditambah samping bisa sampai 1.500 orang. Tetapi yang hadir 31 orang plus 10 anak yatim dan 8 tim sholawat dan rebana.
- Angle yang diambil terkesan berkerumun saya mohon maaf…tidak ada terbersit rencana syukuran bersama OPD apalagi pesta ultah…..jauh dari tradisi saya. Posisi berdiri adalah posisi jelang bubaran karena pada dasarnya undangan duduk. Kecuali tim catering dan bagian umum.
- Lepas dari itu semua saya sekali lagi mohon maaf yang sebesar- besarnya telah menjadikan suasana terganggu.
Demikian, mohon maaf jika video yang beredar seolah kami tidak memperhatikan protokol kesehatan hal tersebut tidak benar sama sekali. (mbah*)