SURABAYA (Tribratanews.jatim.polri.go.id) – Menyikapi meluasnya kasus covid-19 di Bangkalan Madura Jawa Timur terus meluas,maka relawan tidak tinggal diam. Radian Jadid, Ketua Relawan RSLI bergandengan tangan dengan Nadia Bafagih, aktifis kemanusiaan Jatim serta beberapa relawan lainnya berinisiatif menggandengkan potensi yang ada dimasyarakat untuk diajak bergotong-royong, bekerja sama membantu menaggulangi pandemi covid-19, utamanya dari sisi pendekatan non-medis.
Ditengah situasi yang masih mencekam, Rabu (9/6/2021) mereka menuju ke Bangkalan untuk berkoordinasi dengan Baznas Bangkalan dalam rangka merencanakan bantuan penanganan covid-19.
Di sekretariat Baznas, yang berlokasi dikompleks Masjid Agung Bangkalan,ditemui oleh K H. Drs. Imam Hidayat,M.Si dan beberapa jajaran pengurus Baznas, mereka bersilaturrahmi dan melakukan pemetaan kondisi lingkungan serta potensi yang bisa didayagunakan untuk membantu penangan pandemi covid-19 di Bangkalan. Selanjutnya dilakukan upaya merancang aktifitas dan langkah-langkah yang bisa dikolaborasikan, utamanya oleh pihak Baznas Bangkalan selaku stake holder terdepan.
- Imam sangat apresisasi atas pertemuan tersebut, di mana peran relawan dalam turut serta menanggulangi permasalahan covid-19, sangat berperan besar membangkitkan potensi yang ada. Nantinya, apabila direkomendasikan dan difasilitasi oleh Baznas Bangkalan, diharapkan akan bisa memberikan perubahan yang berarti, khususnya dalam percepatan penanggulangan covid-19.
Nadia Bafagih, memaparkan beberapa usulan dan konsep dari relawan, diantaranya tentang pentingnya edukasi pada masyarakat awam terkait pemahaman covid. Masyarakat hendaknya disadarkan kembali pentingnya menjaga diri dan keluarga untuk terhindar dari penyebaran covid 19 yang saat ini menyebar dengan cepat di sebagian kabupaten Bangkalan, yaitu; Arosbaya, Geger dan Klampis.
Kondisi ini membutuhkan percepatan dalam penanganannya, mengingat situasi yang kedaruratan serta membutuhkan perandan dukungan dari banyak pihak diluar paramedis/faskes setempat. Juda kebutuhan yang mendesak diantaranya, secara intensif mengedukasi masyararakat untuk mau menggunakan Masker dan merubah kebiasaan pemahaman stigma yang ada dalam masyarakat bahwa Covid 19 tidak ada sama sekali.
Hal ini juga sekaligus untuk mengubah jargon atau candaan yang selama ini beredar dan meninabobokkan warga, yakni covid-19 tidak ada di Madura. Dengan kondisi kejadian luar biasa covid di Bangkalan hendaknya dijadikan koreksi dan instrospeksi diri bagi yang masih meragukannya.
Dengan kultur yang ada di Bangkalan, pelibatan dan pengutamaan Baznas Bangkalan sebagai garda depan dalam pelaksanaan berbagai program tersebut adalah pilihan yang tepat. Dengan mengkoordinasikan para tokoh agama dan pondok pesantren, ustadz, modin, dan tokoh masyarakat/agama di kampung-kampung, dapat direncanakan dan dijalankan berbagai aktifitas dalam bentuk kampanye hidup sehat, peningkatan kapasitas dan pengeetahuan terkait covid serta peningkatan keterlibatan santri, peserta didik dan keluarganya dalam prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pelaksananan 5M sebagai kunci mengatasi covid-19.
Tidak kalah penting adalah upaya penguatan dan peningkatan imunitas melalui asupan makanan bergizi serta rasa gembira dan suasan keseharian yang tenang dan senang, akan dapat berkontribusi bagi ketangguhan masyarkat menghadapi covid-19, khususnya di Bangkalan.
Mengingat kondisi yang urgen dan membutuhkan penanganan dengan segera, semua pihak yang hadir sepakat untuk menyegerakan pelaksanaan program tersebut. “Perencanaan ini akan dituntaskan dalam minggu ini sehingga harapannya minggu depan sudah bisa dimulai,” Pungkas Nadia. (mbah*)